yang asyik dari biosmanema

yang asyik dari biosmanema

Senin, 24 Maret 2014

Cara Membuat Kecap

PEMBUATAN KECAP AIR KELAPA

Kecap adalah cairan kental yang mengandung protein yang diperoleh dari rebusan kedelai yang telah diragikan dan ditambahkan gula, garam serta rempah-rempah.  Keuntungan pembuatan kecap dari air kelapa antara lain prosesnya lebih cepat dan lebih mudah daripada pembuatan kecap dari kedelai.  Dengan penambahan kedelai atau tempe (1 kg/10 liter untuk mutu 1 dan 0,7 kg/10 liter untuk mutu II). Kandungan tersebut telah dapat memenuhi syarat mutu kecap.
Pembuatan Kecap manis dari air kelapa untuk 1,2 liter
Bahan  
1.       Air kelapa           2 liter
2.       Gula merah        800 gram
3.       Kedele Bubuk    200 gram
4.       Keluwak               120 gram
5.       Laos                       40 gram
6.       Bawang putih    30 gram
7.       Sereh                    4 batang
8.       Daun salam         4 lembar
9.       Vetsin                   10 gram
10.   Pengawet/natrium benzoat        0,4 gram ( 0,2%)
11.   Pehkak                 6 gram
12.   Kemiri                   20 gram
13.   Wijen                    20 gram


 Alat yang dipergunakan :

1.       Wajan/panci garis tengah 20 cm
2.       Tampah/nyiru dari anyaman bamboo
3.       Sendok pengaduk dari kayu
4.       Kompor
5.       Saringan plastik garis tengah 20 cm
6.       Botol kecap isi 600 ml

Cara Pengolahan

1.       Pehkak dan wijen disangrai kemudian digiling halus
2.       Selanjutnya keluwak dan kemiri dihaluskan
3.       Air kelapa disaring dari sisa serabut kelapa dan kotoran lainnya, masukkan ke dalam wajan yang telah disiapkan.  Masukkan ulekan gula merah, ulekan bawang putih, kedele bubuk (hasil proses penjamuran), keluwak, kemiri, pehkak dan wijen, kemudian dimasak hingga warnanya berubah menjadi kekuning-kuningan dan mulai kental
4.       Sereh dan laos dipipihkan, daun salam dan vetsin dimasukkan ke dalam wajan
5.       Panaskan terus di atas kompor dengan api kecil sambil diaduk selama kurang lebih 2 jam hingga warna larutan berubah menjadi hitam dan kental.  Setelah itu angkat dari kompor dan dinginkan
6.       Supaya tahan lebih lama, ke dalam kecap bisa ditambahkan natrium benzoate
7.       Selanjutnya disaring dan dimasukkan ke dalam botol yang bersih dan steril.  Untuk mendapatkan botol yang steril bisa dilakukan dengan cara merebus botol dalam dandang berisi air hingga mulut botol terendam selama kurang lebih 15 menit dan keringkan dengan posisi mulut botol di bawah.
8.       Kecap manis dari air kelapa siap digunakan atau dipasarkan

Cara membuat bubuk kedele

Kedele bubuk dapat dibuat dengan dua cara :

1.       Dari bahan tempeBeli tempe yang bermutu baik di pasar, bisa dilihat dari bau wangi khas tempe dan kedelai yang kompak terbalut dengan jamur di sekelilingnya.  Selanjutnya tempe diiris tipis dan dijemur hingga kering.  Kemudian tempe dihaluskan / digiling dan diayak


2.       Proses Penjamuran KedelaiRendam  sebanyak 3 kg kedelai dengan 3 liter air dingin dan mentah selama 1 malam.  Setelah itu cuci dengan air dingin hingga kulit ari kedelai mengelupas.  Selanjutnya ditambahkan air 3 liter dimasak selama 1 jam, angkat dari kompor buang dan tiririskan dengan saringan plastik.  Selanjutnya dihamparkan di nyiru lain dan simpan selama 3 hari.  Setelah 3 hari akan terbentuk kedelai berjamur seperti tempe lalu jemur hingga kering.  Giling dan diayak dengan saringan plastik menjadi bubuk kedelai.

Selasa, 11 Maret 2014

LKS Ekosistem



LKS 9.1

EKOSISTEM (KWADRAN)

Tujuan :
Siswa memahami komponen-komponen ekosistem dan mampu menganalisis interaksi yang terjadi antara komponen ekosistem tersebut.


Alat dan Bahan:
1.      Kuadran ukuran 1x1 m2
2.      Tali rafia
3.      Meteran
4.      Alat tulis
5.      Kertas
6.      Kaca pembesar


Langkah Kerja:
1.      Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.      Pergilah ke lingkungan sekitar sekolah dan sebarkan kuadran secara acak sebanyak 3 kali ulangan.
3.      Amati tiap komponen ekosistem yang terdapat dalam masing-masing kuadran. Gunakan kaca pembesar untuk mengamati obyek yang tidak bisa diamati dengan mata telanjang.
4.      Klasifikasikan komponen-komponen ekosistem yang telah kalian temukan ke dalam komponen biotik dan komponen abiotik.
5.      Masukkan data yang telah kalian kumpulkan ke dalam tabel hasil pengamatan seperti di bawah ini! bawah ini!
No.
Ulangan
Komponen Ekosistem
Biotik
Abiotik
1
Kuadran I


2
Kuadran II


3
Kuadran III





Bahan Diskusi

1.      Dari komponen-komponen ekosistem yang telah kalian temukan, adakah interaksi yang terjadi di dalamnya? Jika ada jelaskan!
2.      Bagaimana sifat interaksi yang terjadi antara komponen ekosistem tersebut? Menguntungkan atau merugikan?
3.      Bagaimana tipe ekosistem yang kalian amati?
4.      Cari tipe-tipe ekosistem yang lain dari literatur!
5.      Jika salah satu komponen ekosistem mengalami gangguan atau bahkan musnah apa yang akan terjadi pada ekosistem tersebut? Coba analisis kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi!
6.      Bagaimana solusi kalian untuk mengatasi ketidakseimbangan yang terjadi pada suatu ekosistem?
7.      Presentasikan hasil pengamatan kalian di depan kelas!         
8.      Dari kegiatan di atas susunlah laporan hasil pengamatan dengan format sebagai berikut:
a.    Judul
b.    Rumusan masalah
c.    Data hasil pengamatan
d.   Analisis data
e.    Pembahasan
f.     Kesimpulan


LKS 9.2
kompetisi



Tujuan
Siswa dapat menjelaskan akibat kompetisi antartanaman jagung


Alat dan Bahan
  1. 3 pot dari tanah          
  2. Tanah
  3. Biji jagung

Sebelum melakukan percobaan, coba tentukan terlebih dahulu:
1.      Rumusan permasalahannya          
2.      Judul eksperimen 
3.      Variabel bebas, terikat, dan terkendati
4.      Rumusan hipotesisnya


Cara Kerja
1.         Ambillah tiga macam pot dari tanah, beri tanda pot A, B, dan C. Isi dengan tanah kebun yang gembur, kemudian siram dengan air.
2.         Masukkan 5 biji jagung pada pot A, 10 biji jagung pada pot B, dan 15 biji jagung pada pot C. Atur jarak bijinya agar tidak tumpang tindih.
3.         Simpan ketiga pot tadi di tempat yang aman dan tidak diganggu hewan.
4.         Untuk menjaga agar tanah tetap lembap, siramlah ketiga macam pot itu dengan air yang jumlahnya sama. Jangan terlalu banyak air agar biji tidak membusuk.
5.         Jika telah tumbuh, letakkan pot di tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Biarkan hingga tumbuhan jagung berumur 10-15-hari:
6.         Jangan lupa, setiap hari hendaknya disiram dengan air yang sama banyaknya untuk setiap pot.
7.         Seteiah 15 hari, ukurlah semua tanaman jagung di pot A, kemudian cari rata-ratanya; ukur semua tanaman di pot B, kemudian cari rata-ratanya; ukur pula semua tanaman di pot C, kemudian cari rata-ratanya.


Bahan Diskusi
1.      Manakah pot yang ukuran tanaman jagungnya lebih tinggi? Mengapa?
2.      Perhatikan pula besar kecilnya tanaman. Manakah pot yang ukuran tanamannya besar dan tnana'yang ukurannya kecil? Mengapa?
3.      Adakah tanaman yang layu atau mati? Di pot mana? Mengapa?
4.      Jelaskan, adakah kompetisi antartanaman jagung dalam hal mendapatkan, cahaya matahari, air, dan nutrien?
5.      Buattah (aporan dan adakan pameran dengan menempelkan laporanmu di majalah dinding. Bagaimanakah saran-saranmu kepada para petani agar tanamannya tidak berkompetisi?

Sistem Respirasi



A.      Sistem Pernapasan pada Manusia
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
Pernapasan pada manusia mencakup dua proses, yaitu :
1.    Pernapasan eksternal adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler.
2.    Pernapasan internal adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.
Dalam proses pernapasan, oksigen dibutuhkan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan. Zat makanan yang dioksidasi tersebut yaitu gula (glukosa). Glukosa merupakan zat makanan yang mengandung energi. Proses oksidasi zat makanan, yaitu glukosa, bertujuan untuk menghasilkan energi. Jadi, pernapasan atau respirasi yang dilakukan organisme bertujuan untuk mengambil energi yang terkandung di dalam makanan.
Hasil utama pernapasan adalah energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya untuk pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembelahan sel-sel tubuh, dan kontraksi otot


1.      Organ-organ Pernapasan pada Manusia
Manusia bernapas secara tidak langsung. Artinya, udara untuk pernapasan tidak berdifusi secara langsung melalui permukaan kulit. Difusi udara untuk pernapasan pada manusia terjadi di bagian dalam tubuh, yaitu gelembung paru-paru (alveolus). Pada pernapasan secara tidak langsung, udara masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara alat-alat pernapasan.
Alat-alat Pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring (tekak), laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
                                                           
  Gambar 2.1 Organ pernapasan pada manusia                                

a.        Rongga Hidung (cavum nasalis)
Rongga hidung merupakan jalan masuk oksigen untuk pernapasan, dan jalan keluar karbon dioksida serta uap air sisa pernapasan. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut pendek dan halus. Selain itu terdapat juga selaput lendir yangdapat menghasilkan mukus atau lendir. Rambut halus dan selaput lendir  berfungsi untuk menyaring udara dari debu-debu yang masuk bersama udara. Udara yang masuk ke dalam rongga hidung juga mengalami proses penghangatan agar sesuai dengan suhu tubuh kita. Demikian juga pula kelembapan udara diatur agar sesuai dengan kelembapan tubuh kita.

b.      Faring (tekak)
Faring berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakang rongga hidung dan mulut. Pada bagian belakang faring terdapat laring atau pangkal batang tenggorok. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara dan makanan. Pada waktu menelan makanan katup epiglotis menutupi laring sehingga makanan tidak masuk tenggorokan.Selain itu, faring juga berfungsi sebagai ruang getar untuk menghasilkan suara.                                                          


 Gambar 2.2  Bagian-bagian faring

c.       Laring (pangkal tenggorokan)
Laring terdapat di antara faring dan trakea. Dinding laring tersusun dari sembilan buah tulang rawan. Salah satu tulang rawan tersusun dari dua lempeng kartilago hialin yang menyatu dan membentuk segitiga. Bagian ini disebut jakun.
Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara. Epiglotis merupakan kartilago elastis yang berbentuk seperti daun. Epiglotis dapat membuka dan menutup. Pada saat menelan makanan, epiglotis menutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Pita suara merupakan selaput lendir yang membentuk dua pasang lipatan dan dapat bergetar menghasilkan suara.
           

 Gambar 2.3 pita suara


d.      Trakea (batang tenggorokan)
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada (toraks). Trakea tersusun dari cincin tulang rawan dan otot polos. Dinding bagian dalam trakea berlapis sel-sel epitel berambut getar (silia) dan selaput lendir. Trakea bercabang dua, yang satu menuju paru-paru kiri dan yang lain menuju paru-paru kanan. Cabang trakea disebut bronkus.
   
e.       Bronkus
Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit.

f.       Bronkiolus
Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.

g.      Pulmo (paru-paru)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh sekat, yaitu diafragma. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir dan paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru tipis yang disebut pleura.
Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus bercabang-cabang membentuk bronkiolus. Selanutnya, bronkiolus bercabang-cabang menjadi pembuluh halus yang berakhir pada gelembung paru-paru yang disebut alveolus (jamak = alveoli). Alveoli menyerupai menyerupai busa atau sarang tawon. Jumlahnya alveoli kurang lebih 300 juta. Dinding alveolus sangat tipis dan elastis. Pada alveolus terjadi difusi atau pertukaran gas pernapasan, yaitu oksigen dan karbon dioksida.
 

  









Gambar 2.4   Alveoli yang terdapat di dalam paru-paru manusia


2.        Mekanisme Pernapasan
Di dalam Alveolus, udara yang mengandung oksigen dipertukarkan ke dalam darah. Sedangkan karbondioksida di dalam darah dikeluarkan ke alveolus.

Pengangkutan O2
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan  dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut :
Hb + O2         HbO2
Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 – 3% yang larut dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh. Adapun tahapan proses pengikatan oksigen sebagai berikut :
a.    Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah.
b.    O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus
c.    Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat pada Eritrosit menjadi Oksihemoglobin (HbO2).
d.   Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%).
e.    Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan.

Pengangkutan CO2
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara pernapasan.
Ada 3 (tiga) cara pengangkutan CO2 :
a.    Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 – 70%.
b.    Sebagai karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 25%.
c.    Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar 6 – 10%.

Adapun tahapan proses pengeluaran karbondioksida sebagai berikut :
a.    Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam darah.
b.    Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera masuk ke dalam darah.
c.    Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi ion bikarbonat(HCO3–)
d.   20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit.
e.    Sedangkan 10% CO2 lainnya larut dalam plasma darah.
f.     Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2 dalam darah dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
g.    Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi

Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya (secara otomatis). Walaupun kita dalam keadaan tidur, proses pernapasan berjalan terus. Pada saat kita bernapas ada dua proses yang terjadi yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke dalam paru-paru) dan ekspirasi (proses keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi terjadi antara 15 – 18 kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antar tulang rusuk.
Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut :
a.      Pernapasan Dada
1.      Inspirasi, terjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan terangkat dan volume rongga dada akan membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru. Dengan demikian terjadilah inspirasi.
2.      Ekspirasi, terjadi bila otot-otot antartulang rusuk mengendor (relakasasi), yaitu kembali pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya, volume rongga dada mengecil. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam paru-paru.
 











Gambar 2.5  Pada saat insipirasi (a) rongga dada membesar dan (b) diafragma mendatar

b.         Pernapasan Perut
1.      Inspirasi,  terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil. Akibatnya, udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan. Dengan demikian, terjadilah inspirasi.      Gambar 2.6  Pernafasan perut
2.      Ekspirasi, bila otot diafragma relaksasi (kembali pada posisi semula), maka kedudukan diafragma melengkung ke atas. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar. Akibatnya, udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.


3.        Volume Udara Pernapasan
Jumlah udara yang keluar masuk paru-paru bergantung pada cara kita bernapas. Volume udara pernapasan dibedakan menjadi beberapa macam seperti berikut :
a.    Volume tidal (VT) merupakan volume udara yang dapat diinspirasikan maupun diekspirasikan. Setiap pernapasan normal volume tidal ± 500 ml.
b.    Volume cadangan inspirasi (VCI) merupakan volume tambahan udara yang dapat diekspirasikan setelah volume tidal normal. Jumlah volume cadangan inspirasi ± 1500 ml.
c.    Volume cadangan ekspirasi (VCE) merupakan volume udara yang dapat diekspirasikan setelah ekspirasi tidak normal. Jumlah volume cadangan ekspirasi ± 1500 ml.
d.   Volume sisa (Volume Residu) merupakan volume yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi dengan kuat. Volume udara sisa ± 1000 ml.
e.    Kapasitas vital merupakan volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi maksimal besarnya ± 3500 ml. Kapasitas vital merupakan jumlah dari VT + VCI + VCE.
f.     Volume total paru-paru, yaitu volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin besarnya ± 4500 ml.
    Gambar 2.7  grafik volume udara pernapasan pada manusia
Volume udara pernapasan setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan volume paru-paru setiap orang berbeda-beda. Volume paru-paru dipengaruhi oleh faktor genetik, aktivitas olahraga, kondisi lingkungan, dan jenis kelamin. Orang yang sering olahraga memiliki volume paru-paru yang lebih besar daripada orang yang jarang berolahraga. Orang yang tinggal di dataran tinggi mempunyai volume paru-paru yang lebih besar dari pada orang yang tinggal di dataran rendah. Laki-laki mempunyai volume paru-paru yang lebih besar dari pada wanita.
Cepat lambatnya manusia melakukan pernapasan dipengaruhi oleh beberapa factor di antaranya sebagai berikut:
a.     Umur
Bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relative lebih sedikit.
b.    Jenis kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-laki memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada wanita.
c.     Suhu tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37˚C karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat.
d.    Posisi tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk