yang asyik dari biosmanema

yang asyik dari biosmanema

Minggu, 25 Juli 2021

PEMBUATAN MOL DARI KOMBINASI BUAH MAJA DAN AIR KELAPA

 

PEMBUATAN MOL DARI KOMBINASI BUAH MAJA ( Aegle marmelos ) DAN AIR KELAPA SERTA APLIKASINYA PADA TANAMAN

 

 

 

 

http://s.sim.siap-online.com/upload/sekolah/20318341.png       

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

OLEH :

AHMAD KHOIRUN NI’AM                                  NIS   5323

ARINA SALSABILA                                              NIS  5324

WINIH WIROSSA FIRDAUS                                NIS   5439

 

 

 

 

SMA NEGERI I MAYONG

JEPARA 2013-2014

 

 

LEMBAR PENGESAHAN

 

PEMBUATAN MOL DARI KOMBINASI BUAH MAJA ( Aegle marmelos ) DAN AIR KELAPA SERTA APLIKASINYA PADA TANAMAN

 

Oleh :

AHMAD KHOIRUN NI’AM                                  NIS   5323

ARINA SALSABILA                                              NIS  5324

WINIH WIROSSA FIRDAUS                                NIS   5439

 

 

Karya Tulis ini Disusun Guna Mengikuti Lomba Karya Ilmiah Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus

 

 

 

Mengetahui                                                                Jepara, 11 April 2014

Kepala Sekolah                                                         Pembimbing I                                                           

 

 

Ngaripah, S.Pd, M.M                                               Sri Hidayatun, S.Pd 

NIP. 19641101 198601 2 002                                                NIP. 19730617 199802 2 002                                               

 

 

 

 

 

Kata Pengantar

 

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul ‘Pembuatan MOL Dari Kombinasi Buah Maja (Aegle marmelos) dan Air Kelapa serta Aplikasinya Pada Tanaman’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

 

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman sesama siswa SMA Negeri I Mayong yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

 

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

 

Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.

 

Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Halaman Judul ........................................................................................................  i

Lembar Pengesahan ..............................................................................................  ii

Kata Pengantar .....................................................................................................  iii

Daftar  Isi  ...........................................................................................................  iv

Abstraksi  ............................................................... .............................................  v

Bab I Pendahuluan

A.    Latar Belakang ...................................................................................  1

B.     Rumusan Masalah ...............................................................................  6

C.     Tujuan Penelitian ................................................................................  6

D.    Manfaat Penelitian .............................................................................  6

Bab II. Tinjauan Pustaka

A.       Buah Maja.......................................................................................... 7

B.       Air Kelapa  .......................................................................................  9

C.  Mikro Organisme Lokal.....................................................................  12

Bab III. Bahan dan Metode Penelitian

A.       Waktu dan Lokasi Penelitian ..........................................................  13

B.       Alat dan Bahan  ........................... ..................................................  13

C.       Prosedur Pembuatan MOL .............................................................  13

D.       Aplikasi Pada Tanaman ...................................................................  14

Bab IV. Data dan Pembahasan

A.       Hasil Penelitian ................................................................................  15

B.       Pembahasan .....................................................................................  15

Bab V. Simpulan dan Saran ..............................................................................  19

Daftar Pustaka .................................................................................................... 20

Lampiran Foto-foto Penelitian ........................................................................... 21

 

 

 

 

ABSTRAK

 

 

Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi pertanian.Keberadaan pupuk secara tepat baik jumlah, jenis, mutu, harga, tempat, dan waktu akan menentukan kuantitas dan kualitas produk pertanian yang dihasilkan.selama ini para petani Indonesia, dengan sadar atau tanpa sadar telah menjadi kecanduan dengan pupuk kimia yang setiap tahun harganya naik, dan membuat unsur hara dalam tanah menjadi berkurang. Untuk mengurangi dampak negatif pemakaian pupuk kimia (anorganik) salah satunya dengan pemakaian pupuk cair (MOL) yang terbuat dari limbah organik dan dapat dibuat sendiri oleh petani.

Pada penelitian ini diuraikan cara pembuatan MOL dari kombinasi buah maja dan air kelapa serta aplikasinya pada tanaman. Digunakan buah maja karena buah ini tidak pernah dimanfaatkan petani karena dianggap beracun, dan penambahan air kelapa karena air kelapa mengandung mineral-mineral yang diperlukan oleh tumbuhan. Setelah dua minggu difermentasikan didapat MOL yang bagus dengan karakteristik warna coklat kehitaman, berbau seperti tape dan pH sekitar 5.

MOL yang dihasilkan kemudian diaplikasikan pada tanaman terong dan menunjukkan hasil yang bagus. Ada perbedaan pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun antara tanaman terong yang disiram dengan MOL dengan yang disiram air sumur. Tanaman terong yang disiram dengan MOL mempunyai tinggi batang dan jumlah daun dua kali lipat daripada tanaman terong yang disiram air sumur.

Untuk meningkatkan kualitas MOL diperlukan penelitian lebih lanjut serta diperlukan sosialisasi agar petani mau memanfaatkan MOL untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia (pupuk anorganik)










BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah petani,  sehingga pertanian  merupakan salah satu  sektor industri yang menyerap lebih banyak pekerja bila dibandingkan dengan sektor lain yaitu sekitar 44,5%  (Pusat Data dan Informasi Departemen Pertanian, 2006). Sektor pertanian juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1 (BPS,2009).

Lapangan Usaha

Tahun 2004

Tahun 2005

Tahun 2006

Pertanian, Peternakan,

Kehutanan&Perikanan

14,34%

13,13%

12,97%

Pertambangan&Penggalian

8,94%

11,14%

10,98%

Industri Pengolahan

28,07%

27,41%

27,54%

Listrik, Gas & Air Bersih

1,03%

0,96%

0,91%

Konstruksi

6,59%

7,03%

7,52%

Perdagangan,Hotel&restaurant

16.05%

15,56%

15,02%

Pengangkutan danKomunikasi

6,20%

6,51%

6,93%

Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

8,47%

8,31%

8,06%

Jasa-jasa

10,32%

9,96%

10,07%

Total PDB

2295826

2774281

3339216

Tabel 1.1. Prosentase Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDB Tahun 2004-2006 (dalam prosen)

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2009)

Dari tabel di atas terlihat prosentase penyerapan PDB pada sektor ini cukup besar yaitu tahun 2004 sebesar 14,34% dan mengalami penurunan pada tahun 2005 dan 2006. Keberlangsungan sektor pertanian dipengaruhi oleh sektor-sektor non pertanian yang saling terkait. Industri pupuk merupakan salah satu industri yang berpengaruh dalam penyediaan faktor produksi pertanian berupa pupuk.

Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi pertanian.Keberadaan pupuk secara tepat baik jumlah, jenis, mutu, harga, tempat, dan waktu akan menentukan kuantitas dan kualitas produk pertanian yang dihasilkan.selama ini para petani Indonesia, dengan sadar atau tanpa sadar telah menjadi kecanduan dengan pupuk kimia yang setiap tahun harganya naik, dan tentu saja semakin lama ini akan semakin memberatkan para petani, yang akhirnya para petani setiap tahun selalu merugi karena biaya yang dikeluarkan  lebih besar daripada hasil pertanian.

Beberapa  jenis pupuk kimia yang sering digunakan oleh para petani Indonesia adalah (Wirjodirdjoet, 2003 ):

1.         Urea

Urea adalah merupakan suatu senyawa hasil reaksi amoniak (NH3) dengan karbon dioksida (CO2), urea yang memiliki rumus kimia  (NH2)2CO adalah pupuk yang setelah di tanah maka Nitrogen yang terkandung dalam urea ini akan diuraikan oleh Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillum rubrum menjadi senyawa nitrogen yang dibutuhkan tanaman.

2.         TSP.

TSP (Trisodium phosphate) dengan rumus kimia Na3PO4, merupakan penyedia natrium dan phosphate. Dipasaran  untuk pupuk pertanian berbentuk butiran butiran keras berwarna abu-abu.

3.         KCl
KCl (Kalium chlorida / Potassium chlorida) , merupakan penyedia kalium, yang berguna untuk percepatan pembentukan akar, dipasaran untuk pertanian berbentuk butiran-butiran kecil berwarna merah.

4.         NPK
NPK biasanya digunakan untuk penyebutan terhadapa pupuk yang telah mengandung unsur-unsur nitrogen, phosphate dan kalium.

5.         ZA
ZA (sulpate ammonium) merupakan asam inorganik, dengan rumus kimia (NH4)2SO4, yang mengandung 21% nitrogen, 24% sulpate. berfungsi hampir sama dengan urea yaitu penyedia nitrogen, namun dengan kandungan yang lebih kecil.

Dengan  pemupukan kimia yang mahal tersebut, maka petani menyesuaikan pemupukan dengan kemampuan petani untuk membelinya. Terkadang  pemupukan tersebut tidak sesuai dengan dosis yang dibutuhkan, sehingga unsur hara yang dkembalikan ke tanah dengan yang diambil oleh tanaman untuk tumbuh menjadi tidak seimbang. Hal ini menyebabkan  unsur hara tanah semakin berkurang, dan menyebabkan hasil panen setiap tahun menurun. Dampak lain yang terjadi akibat pemakaian pupuk kimia (an organik) antara lain :

1.         Polusi air

Nutrisi pada pupuk anorganik, terutama nitrat, dapat mencemari lingkungan alam dan mengganggu kehidupan manusia jika terbilas oleh air hujan dan mengalir dari lahan pertanian hingga ke perairan setempat dan air tanah. Jumlah pupuk anorganik yang masuk ke perairan cenderung sulit untuk dihitung dan diperkirakan dampaknya secara kuantitatif.

2.         Sindrom bayi biru

3.         Kontaminasi zat pengotor

Senyawa pengotor ini dapat mempengaruhi kualitas tanah hingga meracuni tanaman.

4.         Hilangnya unsur mikro

Berbagai pupuk anorganik tidak mengandung unsur hara mikro karena dibuat dalam bentuk murni. Unsur hara mikro ini dapat secara bertahap menghilang dari tanah karena diserap oleh tumbuhan.  

5.         Kontribusi terhadap perubahan iklim

Gas rumah kaca (GRK) berupa karbon dioksida, metana, dan nitro oksida ketiganya dihasilkan dari industri pupuk, baik disengaja maupun tidak. Pupuk  nitrogen yang sudah terlarut ke dalam tanah mampu dilepaskan oleh bakteri menjadi nitro oksida melalui proses denitrifikasi. Semakin banyak nitrogen di dalam tanah yang tersedia, laju proses denitrifikasi menjadi lebih cepat sesuai dengan kesetimbangan kimia.

6.         Dampak terhadap mikoriza

Tumbuhan tidak lagi bergantung pada mikoriza dalam pemecahan senyawa organik dan penyerapan nutrisi karena ketersediaan nutrisi lebih banyak didapatkan dari pupuk anorganik. Hubungan simbiosis ini dapat terlepas dan mempengaruhi ekosistem tanah secara keseluruhan.

7.         Eutrofikasi

Eutrofikasi adalah gejala peningkatan laju pertumbuhan tumbuhan air. Pupuk yang terbilas aliran air permukaan mampu diserap oleh tumbuhan air dan menyebabkan eutrofikasi. Hal ini membahayakan perairan karena ketika tumbuhan mati, proses dekomposisi oleh bakteri yang terjadi di bawah air mampu menyebabkan hilangnya oksigen dan menyebabkan kebinasaan ikan dan hewan air lainnya.

8.         Peningkatan keasaman tanah

Pupuk  anorganik yang kaya nitrogen dapat menyebabkan peningkatan keasaman tanah ketika diberikan. Keasaman tanah yang meningkat mampu mengikat beberapa senyawa nutrisi mikro sehingga menjadi tidak tersedia bagi tumbuhan untuk diserap. Pengapuran tanah dapat menurunkan tingkat keasaman tanah.

Menurut riset para ahli, pada umumnya tanaman tidak bisa menyerap 100%  pupuk kimia. Selalu akan ada residu/sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila telah terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan keras. Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya.Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan, khususnya pupuk kimia. Dan bila ketergantungan pada pupuk kimia tidak terelakkan, maka tanah pertanian kita seperti masuk dalam lingkaran setan. Dipakai semakin banyak, tanah semakin tandus. Dan tanah yang semakin tandus akan menyebabkan tanah menjadi kritis dan membuat petani semakin bergantung pada pupuk kimia.

Lahan pertanian yang sudah masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% dari kurang lebih 7 juta lahan pertanian yang ada di Indonesia. Jika hal ini dibiarkan, produktivitas lahan akan terus menurun dan akhirnya lahan tersebut sendiri akan mati. Langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan pupuk organic untuk mengganti penggunaan pupuk anorganik/kimia pada tanah pertanian. Penggunaan pupuk organic bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia , sehingga dosis pupuk & akibat pencemaran lingkungan yang disebabkan penggunaan pupuk kimia bisa dikurangi.

Untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia kita dapat memanfaatkan sanpah dari buah-buahan atau sayuran. Limbah buah-buahan dan sayuran tersebut dapat dibuat menjadi pupuk organik baik pupuk organik padat maupun yang berbentuk cair. Selain sampah, kotoran hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Bahkan tanaman-tanaman yang buahnya dianggap tidak bermanfaat seperti buah mojo juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik.

Dibelakang  sekolah SMA Negeri 1 Mayong terdapat banyak tanaman  buah mojo. Oleh penduduk tanaman ini digunakan sebagai tanaman peneduh disepanjang parit (galengan) persawahan. Buah mojo yang jatuh berceceran dimana-mana dan tidak dimanfaatkan karena masyarakat berpendapat bahwa buah mojo itu adalah buah racun yang bisa mematikan. Oleh  sebab itu masyarakat hanya membiarkanya saja dan tidak memanfaatkanya.

Dari kenyataan di atas, penulis memperoleh gagasan untuk menciptakan pupuk organik cair berupa MOL (mikro organisme local ) yang ramah lingkungan dan murah serta mudah mendapatkannya . Mol    ini sebenarnya bisa menggunakan sampah dari berbagai macam buah-buahan dan sayur-sayuran. Tetapi  penulis memilih menggunakan buah mojo dan air kelapa   karena daging buah mojo banyak mengandung senyawa-senyawa organik dan  masyarakat  masih jarang memanfaatkan buah tersebut. Sedangkan penggunaan air kelapa karena air kelapa mempunyai kandungan senyawa-senyawa anorganik yang diperlukan tumbuhan.

 

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan suatu permasalahan yaitu:

“Apakah mol dari kombinasi buah mojo dan air kelapa dapat menggantikan ketergantungan terhadap pupuk an organik?”

 

C.       Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini penulis merumuskan beberapa tujuan yaitu:

1.    Memberi solusi bagi petani  di pedesaan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dengan membuat pupuk cair (MOL) dari kombinasi buah maja dan air kelapa.

2.    Mengetahui pengaruh pemberian MOL terhadap pertumbuhan tanaman.

 

D.      Manfaat Penelitian

Penulisan karya ilmiah ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu :

1.      Bagi sekolah dapat meningkatkan prestasi sekolah dan menambah sumber bacaan bagi siswa dan guru.

2.      Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan cara membuat pupuk organik cair dari limbah.

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A.      Buah Maja

Buah maja yang dikenal umum di Indonesia adalah buah sebangsa jeruk-jerukan,  bernama latin Aegle marmelos yang masih berkerabat dekat dengan kawista. Buah maja yang muda berasa pahit, sedangkan buah yang tua  tidak berasa pahit, justru buahnya beraroma harum dan berasa manis. Selain itu, buah maja juga sering disamakan dengan buah berenuk. Buah maja (Aegle marmelos) menjadi maskot kota Mojokerto, sedang buah berenuk (Crescentia cujete) menjadi maskot kabupaten Mojokerto.

Buah maja juga dikenal sebagai maja legi, dan maja batu. Di beberapa daerah dikenal sebagai bila (Bali), Maos (Madura), dan kabila (Alor). Di Melayu disebut sebagai bilak atau bel. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut sebagai bel fruit, bael fruit, atau wood apple.

Tanaman maja (Aegle marmelos) merupakan pohon berkayu keras dengan tinggi sekitar 10-15 meter. Batangnya bulat mempunyai permukaan kulit yang kasar berwarna coklat. Pohon ini mempunyai banyak cabang. Daunnya tunggal berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal meruncing, dan tepi daun bergerigi. Bunganya majemuk.

Buah maja berbentuk bulat agak lonjong dengan panjang sekitar 5-12 cm. Kulit buah berwarna hijau ketika muda dan menjadi coklat setelah tua. Daging buah berwarna kuning hingga jingga. Buahnya berair, beraroma wangi dan berasa manis. Satu pohon bisa menghasilkan 300-an butir buah. Buah maja biasanya masak pada musim kemarau bersamaan dengan daun-daunnya yang meluruh.

Tumbuhan ini terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa maupun di lahan kering dan ekstrim. Dalam taksonomi, buah maja mempunyai urutan klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom  :    Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom         :   Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi         :   Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi                    :   Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas                    :   Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas             :   Rosidae

Ordo                     :   Sapindales

Famili                   :   Rutaceae (suku jeruk-jerukan)

Genus                   :   Aegle
Spesies                 :   Aegle marmelos (L.) Corr 

Buah yang mengilhami pemberian nama kerajaan terbesar di Indonesia, Majapahit ini ternyata tidak pahit. Justru buah ini mempunyai rasa yang manis serta berkhasiat sebagai tanaman obat. Meskipun harus diakui bahwa tanaman ini seringkali saling rancu dengan pohon bernama ilmiah Crescentia cujete yang terkadang disebut juga maja. Buah maja biasanya dimakan segar. Selain dikonsumsi buahnya, beberapa bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian itu seperti daun maja yang mempunyai khasiat sebagai obat kudis, akar dan kulit pohon berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disentri.

Sebenarnya buah maja itu memiliki banyak manfaat, diantaranya bermanfaat untuk kesehatan. Beberapa zat  yang terkandung dalam buah maja adalah zat lemak dan minyak terbang yang mengandung linonen. Daging buah maja mengandung substansi semacam minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen, dan marmelosin (C13H12O). Buah maja juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Akar maja mengandung psoralen, anthotoxin, o-methylscopoletin, scopoletin, decursinol, haplonine, dan aegelinol. Daun maja mengandung a-limonene, 56%-a-8-phellandzene, sineol, 17% cyrnene, citonellol, citiol, 5% cumin aldehyde, alkaloids, o-(3,3-dimethylallyl)-halfordinol, n-2-ethoxy-2-(4-methoxyphenyl) ethylcinna-mide, n-2-methoxy-2-(4-3,3-dimethyalloxy) phennyl, ethylcinnamamide (Rahasia kandungan buah maja, http//etnics.blogspot.com diakses 2 April 2014)

 

B.       Air  Kelapa

Kelapa yang mempunyai nama ilmiah Cocos nucifera ternyata memiliki manfaat yang sangat besar. Selain airnya digunakan sebagai bahan pembuatan minuman kesegaran, antioksidan dan pembuatan nata de coco, air kelapa juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.

Kandungan mineral itu merupakan hormon-hormon pertumbuhan yang sangat dibutuhkan tanaman. Caranya penggunaan air kelapa sebagai pupuk tanaman cukup sederhana. Semprotkan air kelapa pada daun dan siramkan pada akar tanaman 1-2 kali seminggu. Cara ini akan memacu pertumbuhan akar, daun dan bunga. Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggrek seperti Dendrobium dan Phalaenopsis (Puspita dkk, 2011). Cara ini juga efektif diterapkan berbagai jenis taman lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64%, kacang tanah hingga 15% dan sayuran hingga 20-30%.

 Kandungan unsur hara dalam air kelapa bukan hanya unsur makro akan tetapi juga unsur mikro, misalnya unsur karbon yang terdapat dalam air kelapa berupa senyawa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa. Sedang unsur Nitrogen terdapat pada senyawa asam-asam amino seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin (Anonim. 2012). Berikut kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat dalam air kelapa:

Tabel 2.1 Kandungan kimia dalam air kelapa

 

Komposisi

Konsentrasi

Folate acid

0,003                mg/l

Nicotinate acid

0,64                  mg/l

Panthotenate Acid

0,52                  mg/l

Biotin

0,02                  mg/l

Pyridoxine

Very little

Hyboflavine

0,01                  mg/l

Tyamin

Very little

Giberelat Acid

Very little

Auxins

Very little

1.3-difenilurea

5,8000              mg/l

M-inositol

0,01                  mg/l

Silo-inositol

0,05                  mg/l

Sorbitol

15                     mg/l

C1

183                   mg/100 gram

Cu

0,040                mg/100 gram

Fe

0,1                    mg/100 gram

K

312                   mg/100 gram

Mg

30                     mg/100 gram

Na

105                   mg/100 gram

P

37                     mg/100 gram

S

15                     mg/100 gram

(Tulecke et al, dalam Anonim. 2012).

            Di dalam Air kelapa terdapat kandungan vitamin, asam amino, asam nukleat fosfor, zat tumbuh auksin dan asam giberelat. Yang berfungsi sebagai penstimulir proses proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan proses respirasi, oleh karena itu air kelapa dapat membantu proses pembelahan sel dan deferensiasi sel. Sehingga mengakibatkan tanaman cepat dalam pertumbuhanya (Tulecke et al, dalam Anonim. 2012).

Menurut (Puspita, dkk. 2011) dan ( Monique, Y. V. 2007), Air kelapa bisa mempercepat pertambahan tingi pada tanaman, hal ini karena dalam air kelapa terkandung hormon-hormon yang membantu menstimulir pertumbuhan dan perkembangan jaringan, seperti auksin, sitokinin, dan giberelin. Selain untuk mempercepat pertumbuhan tanaman hormon seperti sitokinin dan auksin yang terdapat dalam air kelapa ini juga bisa membantu proses pembentukan serta perkembangan daun dan bunga serta akar, akar bisa cepat perbanyakanya dan cepat panjangnya.

 

C.       Mikro Organisme Lokal (MOL)

Larutan MOL (mikro organisme lokal) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organic terutama sebagai fungisida. Salah satu activator yang cukup murah adalah larutan MOL (Mikro Organisme Lokal). Menurut Hadinata (2008) ada tiga bahan utama dalam larutan MOL  :

a.    Karbohidrat. 

Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dll.

b.    Glukosa. 

Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dll.

c.    Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal). 

Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong dan buah maja.

Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat. Kurnia et.al (2003) melakukan analisis sampel larutan MOL Berenuk dan larutan MOL Air Kelapa dan Sampah  Dapur.  Ditemukan bahwa larutan MOL berenuk mengandung bacillus sp, sacharomyces sp, azospirillium sp, dan azotobacter.  MOL sampah dapur mengandung pseudomonas, aspegillus sp, dan lactobacillus sp.

Hasil dari MOL yang dibuat berupa larutan. Larutan MOL dapat digunakan sebagai dekomposer karena larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik. Akan tetapi Larutan mol juga mengandung unsur hara mikro dan unsur hara makro. Dengan adanya MOL, maka akan memudahkan petani dalam menggunakan pupuk cair yang bersifat organik dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.

Keunggulan utama penggunaan MOL adalah murah bahkan tanpa biaya,   selain itu ada beberapa keuntungan (Purwasasmita, 2009)  :

a.       Mendukung pertanian ramah lingkungan

b.      Dapat mengatasi permasalahan pencemaran limbah pertanian dan limbah rumah tangga

c.       Pembuatan serta aplikasinya mudah dilakukan

d.      Mengandung unsur kompleks dan mikroba yang bermanfaat dalam produk pupuk dan dekomposer organik yang dihasilkan.

e.       Memperkaya keanekaragaman biota tanah

f.       Memperbaiki kualitas tanah dan tanaman

Secara umum, pemanfaatan MOL salah satu upaya meningkatkan kemandirian petani. Beberapa jenis larutan MOL yang telah diaplikasikan oleh  petani  dibeberapa daerah antara lain :

1.      MOL buah-buahan yang diaplikasikan pada tanaman sebagai pupuk dan dekomposer dalam pembuatan kompos

2.      MOL daun cebreng untuk penyubur daun tanaman

3.      MOL bonggol pisang untuk dekomposer saat pembuatan kompos

4.      MOL sayuran yang disemprotkan pada tanaman padi

5.      MOL rebung bambu untuk merangsang pertumbuhan tanaman.

 

BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

 

A.      Waktu dan Tempat
Pembuatan dan aplikasi Mikro Organisme Lokal dilaksanakan di SMA Negeri I Mayong selama 2 bulan mulai tanggal 2 Febuari sampai 2 April 2014.

 

B.       Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:

1.      Bekas botol mineral ukuran 1,5 L

2.      Kaleng Cat Bekas ukuran 5 L

3.      Selang plastik 1 meter

4.      Lakbab besar

5.      Gelas ukur

6.      Timbangan

 

Bahan yang diperlukan dalam pembuatan MOL adalah :

1.      Buah mojo (jeruk racun) 1 buah

2.      Air kelapa 1 liter

3.      Gula pasir 100 gram

 

Sedangkan untuk aplikasinya digunakan pada tanaman terung ungu.

 

C.       Prosedur Pembuatan MOL

Adapun prosedur kerja dari pembuatan MOL  ini sebagai berikut.

1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2.      Memecah buah maja, mengeruk daging buah dan meletakkannya dalam kaleng bekas cat.

3.       Meremas-remas daging buahnya sampai halus dan berbuih.

4.      Memasukkan 1 liter air kelapa dan 100 gram gula pasir kedalam adonan daging buah maja tersebut.

5.      IMG_0098Menyusun reaktor pembuatan MOL seperti pada gambar di bawah ini.



 

 

 

 

 

 

 

 

6.  Memerlukan waktu 2 minggu agar fermentasi MOL sempurna, setelah itu disaring menggunakan kain bersih untuk diambil airnya.

 

D.      Aplikasi pada Tanaman

Untuk mengetahui kualitas pupuk cair (MOL) yang dihasilkan, MOL ini diaplikasikan pada tanaman terung selama beberapa minggu. Adapun prosedur pengaplikasiannya adalah sebagai berikut:

1.      Menyemaikan bibit terung ungu, setelah berumur 2 minggu bibit terung dipindah ke dalam polibag.

2.      Menyediakan 6 polibag yang sudah diisi tanah dan menanam 2 bibit terung dalam satu polibag

3.      Membagi 6 polibag tersebut dalam 2 kelompok.

Kelompok I terdiri dari 2 polibag disiram dengan air sumur setiap hari (sebagai kontrol). Kelompok II terdiri dari 4 polibag selain disiram dengan air setiap hari, setiap  seminggu disiram dengan MOL yang sudah diencerkan dengan perbandingan MOL : air = 1 : 10.

4.      Mengamati pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah daun) setiap seminggu sekali selama 4 minggu.

BAB IV

PEMBAHASAN

 

A.      Hasil Penelitian

Setelah 2 minggu, dihasilkan MOL dengan karakteristik sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik MOL

No

Karakteristik

Keterangan

1.

Warna

Coklat kehitaman

2.

Bau

Segar seperti bau tape

3.

pH

5

 

Setelah diaplikasikan pada tanaman terung selama 4 minggu diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.2  Pengaruh MOL pada tanaman terung

waktu

Kelompok I

Kelompok II

Rata-rata tinggi batang

Jumlah daun

Rata-rata tinggi batang

Jumlah daun

Minggu 1

2,2 cm

2 helai

2,1 cm

2 helai

Minggu 2

3,8 cm

3 helai

3,1 cm

2 helai

Minggu 3

6,5 cm

4 helai

3,7 cm

3 helai

Minggu 4

8,3 cm

5 helai

4,3 cm

3 helai

 

B.       Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh hasil MOL yang bagus yang dapat dilihat dari karakteristiknya berupa warna yang coklat kehitaman, berbau segar seperti tape dan mempunyai pH 5. Hasil yang bagus  ini tidak terlepas dari pemilihan  bahan-bahan yang  serta komposisi bahan-bahan yang digunakan.

Buah maja digunakan dalam pembuatan MOL dikarenakan buah ini sebagai sumber mikroorganisme yang bersifat basah dan banyak mengandung air. Selain itu buah maja juga mengandung selulosa yang lebih rendah dari pada sampah organik dari sayuran. Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik (C/N ratio), maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Dalam buah maja juga terdapat unsur-unsur makro yang diperlukan oleh tanaman seperti nitrogen (N) yang diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar serta berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis. Buah maja juga mengandung fosfor (P) yang berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda dan mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa.

Agar mikroorganisme yang terdapat dalam buah maja dapat hidup diperlukan sumber energi untuk menguraikan atau memfermentasikan bahan dasar MOL ini. Gula pasir bertindak sebagai molase yang merupakan sumber energi bagi mikroorganisme.

MOL yang baik tidak hanya mengandung unsur makronutrien saja tetapi juga harus mengandung unsur mikronutrien. Unsur-unsur mikronutrien ini dapat dipenuhi dengan penggunaan air kelapa dalam pembuatan MOL buah maja ini. Dalam air kelapa terdapat unsur-unsur makronutrien dan unsur mikronutrien yaitu :

1.      Fosfor

2.      Sulfur

3.      Kalium untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit dan berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

4.      Zat besi untuk pembentukan hijau daun (klorofil) dan berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein.

5.      Magnesium berperan dalam pembentukan klorofil

6.      Tembaga untuk pembentukan klorofil.

7.      Klor untuk memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran.

Adanya unsur-unsur makronutrien dan mikronutrien tersebut memberi pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pada penelitian yang diaplikasikan pada tanaman terung terlihat pada tabel 4.2 . Tanaman  terung yang disiram dengan MOL menunjukkan pertumbuhan batang yang lebih tinggi dari pada tanaman kontrol. Jumlah daunnya juga lebih banyak dan lebih lebar. Pertumbuhan batang dan jumlah daun pada tanaman yang disiram dengan MOL ini disebabkan dalam MOL terdapat unsur-unsur hara P, S, K, Fe, Mg, Cu, Cl dan Na serta adanya bakteri Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter sp yang mampu memfiksasi atau mengikat nitrogen bebas dari udara sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Di dalam MOL juga terdapat hormon tumbuh antara lain auksin, sitokinin dan giberelin yang memacu pembelahan dan pemanjangan sel sehinggga pertumbuhan tanaman menjadi cepat seperti pada grafik di bawah ini.

Grafik  4.1  Perbadingan pertumbuhan terung

Kelompok 1 merupakan tanaman terung yang disiram dengan MOL setiap seminggu sekali, dan kelompok 2 merupakan tanaman yang disiram dengan air sumur. Dari grafik tersebut terlihat pada minggu ke empat  tanaman terung yang disiram dengan MOL tinggi batangnya dua kali lebih panjang daripada kelompok 2 yang disiram dengan air sumur. Perbedaan pertumbuhan tanaman terung tersebut mulai terlihat jelas pada minggu kedua sampai minggu ke-empat karena jumlah MOL di dalam tanah menjadi lebih banyak yang merupakan residu dari penyiraman pada minggu pertama sampai minggu ketiga.   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB  V

SIMPULAN DAN SARAN

 

A.       Simpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.      MOL dari kombinasi buah maja dan air kelapa mempunyai kualitas yang bagus dengan karakteristik warnanya coklat kehitaman, berbau seperti tape dan mempunyai Ph 5.

2.      Tanaman terung yang disiram dengan MOL seminggu sekali pertumbuhannya lebih baik daripada tanaman yang disiram dengan air sumur. Hal ini terlihat pada tinggi  dan jumlah daun tanaman terung.

 

 

B.       Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan, berikut beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam pemanfaatan sampah organik dalam pembuatan pupuk cair (MOL) untuk mengantikan ketergantungan para petani terhadap pupuk kimia (anorganik) :

1.      Masyarakat terutama petani lebih banyak memanfaatkan limbah atau sampah organik untuk membuat pupuk guna mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia (pupuk anorganik).

2.      Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar didapatkan kualitas MOL yang lebih bagus.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1.        Anonim, 2011. Buah maja menjadi asal nama Majapahit. http://alamendah.org. Diakses tanggal 2/4/2014

2.        Anonim, 2012. AIR kelapa, dalam media kultur pembibitan anggrek Http//:www.wordpress.com. diakses tanggal 2/4/2014

3.        Anonim, 2012. Rahasia kandungan kimia buah maja , http://aspal-putih.blogspot.com. Diakses tanggal 4/4/2014

4.        Anonim. 2012. Air kelapa sebagai pupuk tanaman. http://berkahcoconut.com diakses tanggal 2/4/2014

5.        Anonim. Pupuk. http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk. Diakses tanggal 30/3/2014

6.        Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal. Http://Ivanhadinata.blogspot.com/. Diakses tanggal 5/4/2014

7.        Kurnia, K.P. Arbianto dan I.N.P. Aryantha (2003).  Studi Patogenitas Bakteri Entamopathogenik Lokal pada Larva Hyposidra Talaca Wlk dan Optimasi Medium Pertumbuhannya.  Seminar Bulanan Bioteknologi – PPAU Bioteknologi ITB, 15 September 2004, Bandung.

8.        Monique, V. Y. 2007. Pengaruh berbagai konsentrasi air kelapa terhadap pembentukan bunga dan akar stek batang Mi hong ( Aglaia odorata Lout). Primordia. Vol 3, NO 1.

9.        Purwasasmita, M. 2009. Mikroorganisme Lokal Sebagai Pemicu Siklus Kehidupan. Dalam Bioreaktor Tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, 19-20 Oktober 2009.

10.    Puspita, Y., Manurung, H., dan Aspiah. 2011. Pengaruh pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan Anggrek kantong semar (paphiopedilum supardii braem & loeb) pada Media knudson secara in vitro. Mulawarman Scientifie, Vol 10, No 2, 1412-498

11.    Wirjodirdjoet al. 2003.Fertilizer handbook 2003 .Http//etnics.blogspot.com Diakses tanggal 4/4/2014